Sebelum
praktikum pilihlah alat-alat yang dibutuhkan selengkapnya sesuai dengan
kapasitas, kegunaan, ketelitian yang diperlukan. Ketelitian alat maupun
kapasitasnya berbeda-beda, begitu pun jenisnya. Ada alat yang sama kapasitasnya
namun tingkat ketelitiannya tidak sama, atau cara mengoperasikannya ada yang
konvensional dan ada yang serba automatis. Kalau alat yang Anda butuhkan tidak
tersedia, maka Anda dapat saja memodifikasikan dari alat yang ada (jika perlu).
Sebelum
mulai memakai alat tersebut, Anda teliti dulu apakah masih utuh, setnya
lengkap, masih berfungsi, jika alat kaca apakah tidak retak, jika alat
elektronik berapa voltasenya, jika masih ada lihat pula petunjuk pengoperasian
dan cara mereperasinya.
A. PIPET DAN
PENGGUNAANNYA
Pipet
digunakan untuk memindahkan volume tertentu suaru cairan dalam juralah yang
sedikit. Ada dua macam pipet yang banyak digunakan di dalam laboratorium, yaitu
pipet ukur dan pipet volumetrik.
1) Pipet
Ukur
Pipet ukur
terdiri atas pipa kaca yang diberi skala Ujung bagian atas pipa atau ujung
untuk mengisap cairan dibuat lebih kecil, sedangkan ujung bagian bawah dibuat
runcing dengan lubarig yang kecil untuk memperlambat keluarnya zat cair.
Pipet ukur
digunakan untuk memperoleh berbagai volume cairan dalam jumlah yang sedikit.
Pipet ukur yang seringkali digunakan adalah pipet ukur berkapasitas: 5, 10, dan
25 ml.
Kalibrasi
pipet ukur umumnya kurang teliti. Untuk pekerjaan kuantitatif sebaiknya
digunakan buret, yang mempunyai kalibrasi yang tepat.
2) Pipet Volumetrik
Pipet
volumetrik berbentuk silinder pendek yang pada kedua ujungya disambung denpa
pipa panjang yang lebih kecil diametemya. Pada pipet volumetrik hanya ada saru
garis tanda batas volume yang melingkar padr batang bagian atas (bagian untuk
mengisap) dan ujung pipa bagian bawah dibuat runcing seperti pada pipet ukur.
Pipet volumetrik dikali-brasi untuk memindahkan cairan dengan volume tertentu
dengan teliti.
Pipet
volumetrik dibuat dengan kapasitas: 1, 2, 5, 10, 20, 2 5, 50, dan 100 ml. Pipet
dengan volume 5, 10, dan 25 ml yang sering digunakan. Gambar Piper volum/ pipet
gondok. Pada pemakaiannya pipet volu-metrik harus dibilas terlebih dahulu
dengan sedikit larutan yang akan dipindahkan. Kemudian larutan untuk membilas
itu dikeluar-kan lagi seluruhnya. Bila digunakan pipet yang baru, dicuci
sebelum dipakai. Pipet itu dicelup-kan ke dalam larutan telalu dalam di dalam
larutan.
Batang pipet
jangan pada waktu mengisap larutan ke dalam pipet. Selama mengisap cairan harus
dijaga juga agar ujung pipet tatap berada di dalam larutan. Bila pada waktu
mengisap ujung pipet keluar dari larutan maka larutan akan masuk ke dalam
mulut. Mengisap larutan lerlalu kuat juga menyebabkan larutan masuk ke dalam
mulut. Untuk cairan yang bersifat racun atau korosif digunakan pengisap pipet.
Larutan diisap di dalam pipet volumetrik sampai Kira-kira 1 cm di atas tanda
batas volume. Kemudian dengan cepat batang pipet bagian atas ditutup dengan
ujung jari telunjuk yang kering.
Tetesan air
masih tersisa di ujung harus ditiup keluar, atau lebih baik diisap dengan
kertas saring. Dengan kertas saring bagian bawah pipet dikeringkan. Selanjutnya
larutan dialirkan ke luar deagan mengurangi tekanan pada ujung jari sampai
meniskus cairan berimpit dengan tanda batas volume. Pipet harus dipegang
vertikal dan tanda batas volume berada pada ketinggian yang sama dengan mata
kita. Jika terdapat tetes-an larutan yang menggantung pada ujung pipet, tetesan
ini disingkirkan dengan menyentuhkan ujung pipet pada suatu alat gelas.
Selanjutnya
larutan dialirkan ke dalam bejana penerima dengan kedudukan pipet vertikal dan
ujung pipet menyentuh pada dinding bejana. Bila aliran cairan telah selesai,
ujung pipet tetap dibiarkan bersentuhan dengan dinding bejana selama 10-15
detik untuk mengalirkan sisa larutan cairan yang masih tersisa dalam ujung
pipet tidak boleh dicelupkan ke dalam bejana penerima.
Prosedur
mengisi dan mengosongkan pipet yang diuraikan di atas telah direkomendasikan
sebagai prosedur standar dan digunakan pada kalibrasi pipet.
Sebuah pipet
tidak akan memberikan suatu volume yang konstan jika dikosongkan terlalu cepat.
Lubang keluar pada ujung pipet harus sedemikian rupa ukurannya hingga wakru
yang diperlukan untuk mengo-songkannya sekitar 20 detik untuk pipet 20 ml, 30
detik untuk pipet 25 ml, dan 35 detik untuk pipet 50 ml.
Selesai
dipakai, pipet segera dicuci bersih dan diletakkan pada rak khusus. Pipet yang
kotor atau yang berminyak dapat dibersihkan dengan cara meren-damnya selama
semalam dalam larutan asam kromat.
B. LABU UKUR
DAN PENGGUNAANNYA
Labu ukur
atau labu volumetrik adalah sebuah bejana gelas yang beralas datar, berbentuk
buah peer, dan berleher panjang yang relatif sempit.
Sebuah garis
tipis yang dietsa mengelilingi leher labu menunjukkan dengan tepat volume
cairan pada suhu tertenru. Labu ukur diberi tanda batas volume tertentu sebagai
daya tampungya.
Karena batas
volume itu dibuat mengelilingi leher labu, akan terhindar kesalahan pembacaan
yang disebabkan effek paralaks. Kesalahan pengamatan itu dapat diatasi bila
pada pembacaan volume letak mata pengamat dan tanda batas volume berada pada
ketinggian yang sama dan tanda batas itu tepat pada bagian bawah meniskus
cairan.
Leher sebuah
labu ukur (dibuat relatif sempit hingga sedikit perubahan volume cairan akan
menyebabkan perbedaan ketinggian meniskus cairan. Dengan demikian kesalahan
yang dibuat pada penyesuaian meniskus cairan dengan tanda batas volume akan
sangat kecil.
Jarak antara
tanda batas volume dan mulut labu ukur adalah relatif besar agar masih terdapat
cukap ruang untuk mengocok cairan dalam labu itu.
L.abu ukur
dilenkapi dengan tutup yang terbuat dari pegas atau plastik. Ukuan labu yang
diperlukan adalah: 50, 100, 250, 500, 1000, dan 2000 ml.
Penggunaan
labu ukur untuk membuat larutan baku
Jika kita
hendak membuat suatu larutan baku dengan konsentrasi tertentu, kita menimbang
terlebih dahulu zat padat murni secara teliti. Dengan sebuah corong kita
masukkan zat padat ini ke dalam labu ukur. Kemudian labu ini diisi dengan zat
pelarut-lazimnya air suling, sampai kira-kira setengah penuh. Singkirkan corong
yang digunakan tadi dan goyangkan labu sehingga air di dalannya bergerak
memutar sampai zat padat yang ada di dalam labu melarut semuanya. lika masih
ada zat padat yang belum melarut, tambahkan lagi air sampai labu itu tiga perempat
penuh dan goyangkan lagi labu itu seperti di atas.
Cara yang
dapat digunakan juga ialah melarutkan zat padat terlebih dahulu dalam gelas
kimia dengan air secukapnya, kemudian larutan ini dipindahkan secara
kuantitatif ke dalam labu ukur.
Penambahan
air selanjutnya dilakukan dengan botol semprot sampai permukaan larutan di
leher labu sudah mendekati garis volume. Air yang membasahi leher labu harus
diberi waktu secukupnya untuk mengalir ke bawah. Dengan sendirinya tidak boleh
ada tetesan air yang melekat pada leher labu di atas permukaan cairan. Jika hal
ini terjadi, maka bersihkan laher labu dengan menggunakan kertas saring. Tetapi
kertas saring tidak boleh menyentuh larutan. Penambaban air pada akhirnya
dilakukkan dengan pipet tetes sampai bagian bawah meniskus cairran berimpit
dengan garis batas Volume.
Untuk
pekerjaan yang teliti kadang-kadang sebelum penambahan air terakhir, larutan
dibiarkan dahulu beberapa jam pada suhu kamar. Hal ini perlu dilakukan
mengingat adanya kemungkinan terjadinya penyerapan atau pembebasan kalor pada
waktu zat padat itu melarut. Setelah penambahan air sampai tanda batas volme,
labu ditutup dengan tutupnya yang bersih dan kering. Kemudian larutan
dicampurkan secara homogen dengan cara membalik labu berulang kali.
Larutan yang
sudah dicampurkan dengan baik segera dipindahkan ke dalam botol penyimpan yang
bersih dan kering. Sebelum larutan dituangkan ke dalam botol penyimpan
sebaiknya botol dibilas 1 2 kali dengan sedikit larutan. Setelah cairan ini
dipiridahkan berilah etiket pada, botol yang bertulisan: nama dan rumus kimia
larutan baku, konsentrasinya, tanggal pembuatan dan sandi sipembuat. Berikut
ini diberikan contoh etiket pada botol penyimpan suatu larutan baku.
C. Buret dan
Penggunaannya
Buret adalah
sebuah tabung kaca yang panjang dengan garis-garis skala. Diameter lubang
sepanjang tabung, seragam. Di bagian byali buret terdapat sebuah kran untuk
mengatur afiran keluar cairn. Ihiret digunakan untuk memberikan. cairn yang
volumenya berbed-abeda, tetapi tepat. Karena itu buret ditera atau dikaliberasi
secara teliti.
Buret paling
banyak digunakan untuk titrasi. Buret yang diperlengkapi dengan kran kaca lebih
banyak digunakan, dan mutlak perlu untuk beberapa jenis cairan (misalnya
larutan yod). Larutan bersifat basa kuat dapat menyebabkan kran menjadi macet.
Untuk larutan basa digunakan buret yang di bagian bawah dipasang sepotong pipa
knret yang diperlengkapi dengan sepotong pipa kaca yang ujungnya dibuat
runcing. Pada pipa karet itu dipasang penjepit mohr atau di dalamnya dipasang
sebuah peluru kaca untuk mengatur aliran cairan yang keluar dari buret. Buret
jenis ini harganya lebih murah daripada buret dengan kran kaca dan lebih cocok
untuk digunakan di sekolah.
Pemakaian
buret dengan kran pencet untuk kebanyakan larutan tidak dianjurkan karena
kemungkirran menyebabkan perubahan pada pipa karet. Misalnya larutan kalium
permanganat dan Larutan yod dapat bereaksi dengan pipa karet dan mengurangi
elastisitas karet. Selain itu juga tidak mungkin melihat apakah udara sudah seluruhnya
dikeluarkan dari pipa karet.
Buret dengan
kran kaca di samping pada umumnya digunakan untuk titrasi larutan panas. Panas
larutan yang dititrasi tidak akan mencapai cairan di dalam buret dan
mempengaruhi volumenya. Buret yang sering digunakan berkapasitas 50 ml dan
ditera sampai 0,1 ml. Di laboratorium digunakan juga buret-buret dengan
kapasitas 5, 10, dan 25 ml dengan ketelitian kaliberasi sampai 0,05 ml.
Buret
semimikro dan buret mikro dapat diperoleh dengan kapasitas sebagai berikut,
ketelitian kaliberasi ditulis dalam kurung di belakangnya : 1 ml ( 0,01 ml ), 2
ml ( 0,01 ml dan 0,02 ml ), 5 m1 (0,01 dan 0,02 ml), dan 10 ml ( 0,02 ml).
Buret diberi
tanda garis skala yang melingkari separuh tabung buret hingga dengan demikian
dapat mudah dihindari terjadinya kesalahan pembacaan volume karena paralaks.
Pada jenis buret yang baik, garis-garis skalanya melingkar sekeliling tabung
buret untuk setiap ml dan setengah melingkar untuk volume yang lebih kecil.
Untuk membantu pembacaan tepat letak meniskus digunakan alat sebagaimana
ditunjukkan pada gambar.
Bila cairan
berwarna gelap atau bewarna tua seperti halnya dengan larutan kalium
permanganat, yang dibaca ialah bagian atas meniskus cairan. Untuk tujuan
analisa biasa pembacaan dilakukan dengan ketelitian hingga 0,05 N. untuk
analisis yang teliti harus dilakukan pembacaan dengan ketelitian 0,01 0,02 ml,
dan itu perlu untuk pembacaan digunakan sebuah kran kaca sebuah buret harus
diberi sedikit pelumas dengan vaselin atau lemak pelumas hingga dapat diputar dengan
mudah.
Hindari
pemakaian terlalu banyak- lemak pelumas.
Tujuan utama
pelumasan kran buret ialah untuk mencegah kemacetan. Batang kran dilepas dari
rumahnya dan pelumas dioleskan pada batang kran. Harus diperhatikan agar
pelumas tersebut tidak masuk ke dalam lubang saluran. Setelah dilumasi batang
kran dimasukkan kembali ke dalam rumahnya dan diputar-putar untuk meratakan
pelumasan. Sebuah karet gelang kecil mengikat batang kran pada rumahnya untuk
menghindarkan terlepasnya, penukaran, atau kehilangan batang kran.
Penggunaan
pelumas yang mengandung silikon tidak dianjurkan karena pelumas jenis ini dapat
“merayap” sepanjang buret, dan menyebabkan pengo-toran dinding buret.
Kran buret
yang terbuat dari bahan teflon tidak memerlukan pelumasan. Buret dengan kran
teflon dapat dipakai untuk berbagai larutan tanpa terjadi kemacetan kran,
tetapi harganya relatif lebih mahal.
Ada beberapa
jenis pemegang buret yang dapat dibeli. Jenis pemegang, buret yang sederhana
diperlihatkan pada gambar berikut. Pemegang buret produksi “Fisher” mungkin
merupakan pemegang buret yang terbaik yang dapat diperoleh di pasaran, tetapi
harganya relatif mahal. Kedua buret dijepit pada tempatnya dan masing-masing
buret dapat dengan mudah dilepas dan diatur ketinggiannya dengan hanya menekan
mekanisme pegangannya. Pemegang buret ini dibuat dari “Castalloy”, sejenis
paduan logam anti karat.
Gambar di
samping memperlihatkan pemegang buret lain juga produksi Fisher yang harganya
lebih murah. Pemegang buret ini dibuat dari baja dan cocok untuk di sekolah.
sebelum
dipakai untuk titrasi, buret dibilas satu atau dua kali dengan kira-kira 5 ml
larutan, yang setiap kali selesai pembilasan, dialirkan ke luar lagi. Kemudian
buret disi hingga sedikit di atas tanda skala 0, kran di bawah dibuka untuk mengisi
ujung kran dan mendesak keluar semua udara. Ketinggian larutan diatur sedekat
mungkin pada garis skala pertama. Bila perlu suhu dicatat.
Selama
titrasi, larutan jangan dialirkan ke luar terlalu cepat dari buret. Selain
adanya bahaya akan melewati titik akhir titrasi, kesalahan pada pengosongan
buret dapat menjadi lebih besar. Larutan harus dibiarkan mengalir ke luar dari
buret tetes demi tetes secara cepat seperti pada kaliberasi, biasanya dengan
kecepatan tidak melampaiui 10 ml per menit. Pada waktu melakukan titrasi, kran
buret diatur dengan tangan kiri dan tangan kanan memegang labu erlenmeyer yang
berisi Larutan atau memegang batang pengaduk.
Bejana yang
digunakan pada titrasi dapat berbentuk gelas kimia atau labu erlenmeyer. Jika
digunakan gelas kimia, selalu harus dipakai sebuah batang pengaduk untuk
mencampur cairan. Larutan yang diteteskan dari buret janganlah dibiarkan
berkumpul di suatu tempat di dalam larutan yang sedang dititrasi. Setiap tetes
pereaksi (reagensia) yang jatuh di cairan dalam gelas kimia harus disebarkan
pada seluruh cairan dengan cara mengaduk. Le tak ujung buret janganlah terlalu
tinggi di atas permukaan larutan dalam gelas kimia untuk menghindarkan
terjadinya pemercikan.
Sangat
dianjurkan menggunakah labu erlenmeyer sebagai bejana titrasi, karena tidak
diperlukan lagi batang pengaduk. Pencampuran larutan secara efisien dapat
dicapai dengan menggoyangkan labu tersebut selama penambahan larutan pereaksi.
Bahaya hilangnya larutan karena percikan sangat kecil. Penggunaan labu erlenmeyer
sangat serasi jika larutan harus dididihkan lebih dahulu atau harus bebas dari
gas karbon dioksida yang ada di udara.
Untuk setiap
prosedur titrasi, khususnya jika banyaknya larutan baku yang diperlukan tidak
dapat diperkirakan lebih dahulu, sebaiknya disisihkan sebagian kecil larutan
yang akan dititrasi. Kemudian dilakukan titrasi tanpa terlalu berhati-hati
hinga tercapai titik akhir titrasi atau sedikit melampaui titik akhir titrasi.
Setelah itu sebagian kecil larutan yang telah disisihkan dapat ditambahkan pada
larutan utama dan titrasi dilanjutkan dengan seksama hingga tercapai titik
akhir titrasi. Dengan cara tersebut di atas kita dapat menghemat waktu.
Sebagian larutan yang kita sisihkan harus tidak lebih dari beberapa persen
larutan selumnya. Misalkan jika larutan yang dititrasi sebanyak 25 50 ml,
kira-kira 1 ml larutan dapat disisihkan dalam sebuah gelas kimia kecil. Bila
titik akhir titrasi telah dicapai atau sedikit dilewati, bagian larutan yang
kita sisihkan ini dipindahkan secara kuintitatif ke bejana titrasi.
Jika titik
akhir titrasi sudah mendekat, sebaiknya tetesan-tetesan larutan dari buret
diperkecil. Ini dapat dilakukan dengan memutar kran perlahan-lahan hingga yang
mengalir ke luar hanya sebagian dari setetes dan tetap melekat pada ujung
buret. Sebagian dari tetesan larutan ini dapat dilepaskan dengan batang
pengaduk jika kita menggunakan sebuah gelas kimia atau dengan menyentuhkan
ujung buret pada dinding labu erlemeyer. Dalam hal tersebut belakangan ini labu
harus dimiringkan dan larutan di dalamnya digoyangkan berputar dengan
berhati-hati hingga tetesan kecil larutan tersebut akan bercampur dengan
larutan dalam labu.
Sebaiknya
dinding labu diblas dengan air wiling bila titik akhir titrasi sudah mendekat.
Perlu juga diperhatikan pada mulut labu mungkin terdapat tetesan reagen ada
yang melekat. Dalam hal kita tidak merasa pasti apakah titik akhir titrasi
telah dicapai atau fidak, harus dilakukan pembacaan pada buret, kemudian
ditambah setetes reagensia lagi untuk melihat apakah terjadi perubahan nyata
dalam larutan.
Titrasi
harus dilakukan dengan penerangan yang baik. Sinar matahari langsung terlalu
terang, dapat menyebabkan perubahan kimiawi yang tidak diinginkan dalam
larutan, misalnya pada titrasi senyawa perak dengan indikator adsorpsi dan
beberapa jenis titrasi yodometris. Penerangan terbaik adalah cahaya siang hari
secara tidak langsung. Penerangan dengan lampu sering kurang baik, karena
perubahan warna tertentu sangat sulit untuk diketahui.
Pada umumnya
larutan yang dititrasi harus dilihat pada latar belakang putih dan untuk maksud
ini bejana yang memuat larutan diletakkan di atas tegel porselen putih, atau di
atas secarik kertas putih. Perubahan warna akan tampak sangat jelas pada latar
belakang putih. Pada titrasi tertentu yang titik akhirnya dinyatakan dengan
terbentuknya kekeruhan dalam larutan, sebaiknya digunakan latar belakang
berwarna hitam.
Jika
perubahan warna pada titik akhir titrasi terjadi secara bertahap, sebaiknya
digunakan sebuah larutan pembanding.
Larutan
pembanding ini harus memililiki volume dan komposisi yang hampir sama dengan
larutan yang dititrasi pada waktu tercapai titik akhir titrasi. Banyaknya
indikator yang dibubuhkan juga harus sama. Dengan demikian akan sangat mudah
untuk menentukan titik akhir titrasi, warna larutan yang dititrasi harus serupa
dengan warna larutan pembanding.
Bila titrasi
telah selesai, larutan yang masih tersisa dalam buret dialirkan ke luar, tidak
boleh dikembalikan dalam botol penyimpan, kecuali jika akan dilakukan titrasi
lain dalam waktu singkat. Kemudian buret dicuci hingga bersih dengan air dan
ditutup bagian atasnya dengan gelas kimia kecil. Larutan janganlah dibiarkan di
dalam buret untuk waktu lama, khususnya bila larutan itu bersifat basa, peka
terhadap cahaya, atau mudah dipengaruhi oleh udara.
D. Alat-Alat
Laboratorium dari Plastik
Saat ini
sudah banyak macam alat-alat laboratorium IPA yang dibuat dari plastik. Ada
beberagai jenis bahan plastik yang digunakan dalam pembuatan alat-alat itu. Di
bawah ini akan dibahas sifat beberapa jenis bahan plastik dan penggunaannya
1.
Polietilena (Politena)
Politena
adalah salah satu bahan plastik yang paling banyak digunakan. Ada dua jenis
politena: politena yang ringan (low density) dan politena yang, berat (high
density).
Politena
ringan relatif lemas dan kuat. Bahan ini banyak digunakan untuk membuat kantong
kemas dan cocok untuk membuat alat-alat yang dapat dipencet, misalnya botol
cuci dan botol tetes. Politena jenis ini tidak boleh dipanaskan melebihi 70oC.
Politena
yang berat, sifatnya lebih keras, kurang transparan, dan tahan panas sampai
100oC. Barang yang dibuat dari bahan ini bentuknya tidak mudah berubah.
Politena berat banyak digunakan untuk membuat botol atau berbagai wadah lain
untuk menyimpan bahan kimia yang cair.
Potitena adalah
bahan termoplastik yang kuat dan dapat dibuat dari yang lemas sampai yang
keras.
Pada suhu
kamar politena mempunyai daya tahan kimia yang tinggi. Bahan ini tahan terhadap
pengaruh cuaca, air panas, larutan alkali pekat, asam klorida pekat, asam
fluorida pekat, asam sulfat encer dan pekat, asam nitrat encer, dan banyak
macam bahan kimia yang lain. Politena melarut atau bereaksi dengan asam
perklorat, asam nitrat pekat, dan karbon disulfida. Pelarut hidrokarbon dapat
menyebabkan politena menjadi lunak, membengkak, atau pecah. Botol-botol
politena cocok untuk menyimpan alkohol, aseton, dan eter.
2.
Polipropitena
Polipropilena
adalah suatu termoolast yang serba guna karena memiliki paduan beberapa sifat
baik berbagai jenis plastik. Bahan plastik ini berwarna putih susu, ringan,
liat, kuat, tidak madah retak, tahan terhadap air panas, dan merupakan suatu
isolator listrik yang baik. Polipropilena mempunvai sifat kimia yang sama
dengan politena.
Polipropileni
digunakan untuk membuat baskom, corong tabung, pipa, botol, bagian-bagian
tertentu kulkas dan mesin tenun, dan berbagai perabot rumah tangga.
Barang-barang dari polipropilena tahan terhadap benturan dan tahan panas sampai
suhu sekitar 140oC.
3.
Polistiren
Jenis
termoplastik ini sifatnya jernih, keras, halus, mengkilap, dan dapat diperoleh
dalam berbagai warna. Bahan ini digunakan untuk membuat perabot dapur, berbagai
bentuk kotak atau wadah, pegangan berbagai atat mainan, dan model-model.
4. Polivinil
K1orida ( PVC )
Vinil
plastik ini keras, kuat, tahan terhadap bahan kimia, isolasi listrik dan dapat
diperoleh dalam berbagai warna. Jenis plastik ini dapat dibuat dari yang lemas
sampai yang kaku keras. Banyak barang yang dahulu dibuat dari karet sekarang
dibuat dari PVC. Penggunaan lain PVC ialah untuk membuat jas hujan. Kantong
kemas, bahan tirai atau gorden, isolator kabel listrik, ubin lantai, piring
hitam, dan model-model.
5.
Polikarbonat
Plastik
jenis ini berwarna kuning Sawo, trasparan, keras, memiliki daya rentang yang
cukup tinggi, tahan terhadap pengaruh cuaca, tahan panas sampai suhu 150oC, dan
dapat disterilisasi. Bahan ini cocok untuk membuat alat-alat laboratorium dan
kedokteran yang perlu disterilisasi dan tahan panas.
6.
Polimetilpentena ( PAM )
Plastik
jenis ini paling ringan, titik leburnya 240oC. Barang dari PMP bentuknya tidak
berubah sampai suhu 2000 C, dan tahan terhadap benturan lebih tinggi daripada
barang yang dibuat dari polistiren. Bahan ini tahan terhadap bahan kimia yang
korosif dan pelarut organik, kecali pelarut hidrokarbon yang me-ngandung klor,
misalnya kloroform dan karbon tetraklorida. PMR cocok sekali untuk membuat alat
-alat laboratorium dan kedokteran karena tahan panas dan tekanan, tanpa
mengalami perubahan. Barang-barang dari bahan plastik ini tahan lama tetapi
harganya relatif mahal.
7.
Politetrafluometilena (Teflon)
Teflon
memiliki daya tahan kimia dan daya tahan.panas yang tinggi (sampai 2600 C).
Keistimewaan teflon ialah.sifatnya yang licin dan bahan lain tidak dapat
melekat padanya. Pengorengan yang dilapisi teflon dapat dipakai untuk
menggoreng telur tanpa minyak. Kran buret atau kran corong pisah yang dibuat
dari totlon tidak memerlukan pelumas untuk mencegah kemacetan. Teflon adalah
bahan plastik yang ideal untuk membuat alat-alat laboratorium, tetapi harganya
mahal.
E. Tabung
Reaksi
Digunakan
untuk mencampur dan/atau memanaskan zat-zat dalam jumlah kecil. Jika dipakai
sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi harus dipegang dengan
penjepit atau klem. Pada waktu memanasi, tabung reaksi harus dalam keadaan
miring di atas nyala api (lihat gambar). Jangan sekali-kali mulut tabung reaksi
yang dipanasi itu menghadap kepada diri sendiri atau orang lain.
Gelas piala
dan labu (Erlenmeyer dan Florence).
Digunakan
sebagai wadah untuk cairan. Pada pemanasan dapat dipakai kaki tiga dan kasa
sebagai alas labu. Sebaiknya gunakan gelas atau labu yang tahan api (Pyrex).
F. Corong
dan Kertas Saring
Zat-zat yang
tidak melarut dalam suatu larutan dapat dipisahkan dari cairannya dengan proses
penyaringan. Berbagai bagian yang berlubang kacil atau berpori-pori seperti
kertas saring, kapas, wol kaca, serbuk arang, lempeng kaca, dan Porselin. yang
berlubang-lubang kecil dapat digunakan sebagai bahan penyaring. Bahan penyaring
yang banyak digunakan di dalam laboratbrium adalah kertas saring.
Untuk
menyaring di laboratorium dipelukan corong, kertas saring, dan statif. Corona
yang berisi kertas saring dipasang dengan klem pada statif. Kemudian di
bawahnva diletakkan gelas kimia yang bersih hingga tangkai corong tepat
menyentuh sisi dalamnya.
Besar corong
dan kertas sarine yang digunakan tergantung pada banyaknya endapan yang akan
disaringe dan tidak ditenrukan oleh volume cairan.
Pada akhir
penyaringan seluruh endapan sebaiknya hanya monempali sepertiga kapasitas alat
penyaring. Corong yang paling banyak digunakan adalah corong yang bersudut 60o
dan panjang tangkainya sekitar 10 cm untuk memperlancar penyaringan. Kertas
saring yang lazim digunakan adalah kertas saring. yang berdiameter 9 dan 11 cm.
1. Kertas
Saring Berlipat Biasa
Kita
menggunakan dua macam kertas saring, yaitu kertas saring yang biasa dan kertas
saring yang dilipat ganda. Kita menyaring dengan kertas yang dilipat biasa bila
pada penyaringan diperlukan zat endapan-nya, dan kita menggunakan kertas saring
yang dilipat ganda bila yang diperlukan filtrat atau cairannya.
Menggunakan
kertas saring yang dillipat biasa memudahkan memin-dahkan endapan. Kertas
saring dilipat menjadi setengah bagian dan kemudian dilipat lagi menjadi
seperempat bagian. Kartas saring yang telah dilipat ini dibuka hingga membentuk
kerucut 60o. Selanjutnya kertas saring ini diletakkan dalam corong yang serasi,
yaitu bagian atas kertas saring berada 1-2 cm lebih rendah dari bagian atas
corong.
Cara
menyaring degan menggunakan corong dan kertas saring.
1) Lipatlah
kertas saring menjadi empat bagian yang sama! Cara lain yang lebih baik untuk
melipat kertas saring adalah dengan melipat kertas saring menjadi setengah
bagian, kemudian dilipat sekali lagi, hingga sisi lipatan tidak seluruhnya
berimpit (kedua lipatan itu membentuk sudut 3-4o untuk corong yang bersudut
60o). Selanjutnya lipatan dirobek sedikit hinga dalamnyasekitar sepertiga
jari-jari kertas saring.
2) Bentuklah
kertas saring itu menjadi corong hingga separuh corong itu terdiri dari satu
bagian. Yang separuhnya, lagi terdiri dari tiga bagian kertas saring yang
terlipat kemudian masukkanlah ke dalam corong! Kertas saring dibuka dan
ditempatkan dalam corong. Separuh bagian atasnya harus melekat dengan baik pada
corong. Jika tidak melekat dengan baik, maka. sudut kedua lipatan kertas saring
harus disesuaikan sehingga ia dapat melekat dengan baik.
3) Berilah
beberapa tetes pelarut zat yang akan disaring hingga, corong kertas itu melekat
dengan baik pada corong kaca! Atau kertas saring ini dibasahi dengan air dan
ditekan dengan telunjuk pada dinding corong hingga bagian atasnya melekat pada
corong. Jika kertas saring kertas saring menempel dengan baik, tangkai corong
akan berisi penuh dengan cairan selama penyaringan. Jika tangkai corong berisi
gelembung-gelembung udara akan menperlambat proses penyaringan.
4) Tuangkan
cairan yang hendak disaring dengan perlahan-lahan jangan sampai ada cairan yang
tertuang atau meluap di luar kertas saring! Lihat Gambar!
Gambar
Melilpat kertas saring dengan cara biasa
Cairan yang
akan disaring dituangkan melalui sebuah batang pengaduk ke dalam corong dengan
mengarahkan cairan pada sisi corong dan tidak pada ujung kerucutnya. Ujung
bagian bawah batang pengaduk harus sangat dekat, tetapi tidak menyentuh kertas
saring pada sisi yang berlapis tiga.
Kertas
saring tidak boleh diisi penuh seluruhnya dengan cairan. Ketinggian cairan
janganlah melebihi 10 mm dari bagian atas kertas saring. Endapan yang cenderung
berada di alas gelas kimia harus dipindahkan dengan menempelkan batang pengaduk
pada moncong gelas kimia, kemudian gelas kimia ini diangkat ke atas dan
di-semprotkan air dari botol semprot ke dalam gelas kimia hingga endapan
mengalir dan masuk ke dalam kertas sring.
Sisa endapan
yang melekal pada dinnding gelas kimia dapat dikeluakan dengan batang pengaduk
berujung karet. Kecepatan penyaringan ter-gantung pada suhu, karena kenaikan
suhu mengurangkan gerakan antara cairan dan lubang-lubang kertas saring. Jika
mungkin penyaring-an dilakukan dalam keadaan panas.
2. Kertas
Saring Berlipat Ganda
Bila pada
suatu penyaringan diperukan cairannya, sebaiknya digunakan kertas saring yang
dilipat ganda. Penyaringan akan berlangsung lebih cepat, karena permukaan
penyaring-an lebih luas. Pilihlah kertas saring dan corong yang serasi. Ujung
kertas saring yang berlipat berada kira-kirar 10 mm di bawah ping-giran atas
corong. Misalkan untuk kertas saring yang berdiameter 120 mm, gunakanlah corong
yang berdiameter 100 120 mm.
Lipatlah
kertas saring menjadi setengah bagian dan kemudian menjadi seperempat bagian.
Letakkanlah masing-masing pinggiran ke dalam lipatan tengah dan lipat-lagi.
Janganlah mengurut lipatan ini dengan kuat di bagian tengahnya yang dapat
melemahkan bagian tengah ini, hingga kertas saring dapat pecah selama
penyaringan. Lanjutkan rangkaian lipatan ke dalam lihat gambar berikut!
Peganglah
kerucut kertas saring yang.dilipat dengan tangan kiri dan buatIah lipatan baru
pada masing-masing segmen dengan arah yang berlawanan dari rangkaian lipatan
pertama. Hasilnya adalah susunan berbentuk kipas. Bukalah kertas saring dan
perhatikanlah dua tempat (1 dan 2) dimana kertas saring akan menempel pada
dinding corong. Melipatnya hanya separoh ke dalam dari yang lain. Kuatkanlah
semua bagian kecil ini dengan melipatkanya sekali lagi unvik kedua kalinya, dan
kertas saring sekarang sudah siap untuk dipakai.
G. Pipa Kaca
a. Cara
memotong pipa kaca ialah sebagai berikut :
• Letakkan
pipa kaca pada permukaan yang datar!
• Pada
tempat yang dikehendaki goreslah pipa itu dengan sudut kikir hingga bekas
goresan tampak jelas!
• Peganglah
pipa itu dengan dua tangan, dengan ibu jari kanan di sebelah kanan dan ibu jari
kiri di sebelah kiri goresan.
• Peganglah
jangan dekat wajah atau benda-benda lain.
• Patahkan
pipa kaca itu dengan bertumpu pada kedua ibu jari tanpa ragu-ragu. Lihat Gambar
b. Caranya
menghaluskan ujung patahan
Potongan
pipa kaca itu akan menghasilkan ujung patahan yang tajam. Ini perlu dihaluskan
dengan menggunakan pembakar gas atau pembarkar bunsen yang menghasilkan panas
tinggi.
Caranya
menghaluskan ujung patahan pipa kaca ialah sebagai berikut.
I) Peganglah
potong pipa kaca hingga bagian yang tajam terdapat di ujung nyala api!
II) Putarlah
perlahan-lahan hingga panas merata di seluruh bagian yang tajam. Ujung yang
tajam itu akan mulai meleleh dan menghasilkan permukaan yang halus. Lihat
Gambar
III) Setelah
pemanasan itu, ujung pipa kaca akan panas sekali. Letakkan di atas lembaran
asbes!
c.
Membengkokkan pipa kaca
Kadang-kadang
pipa itu perlu dibengkokkan dengan cara berikut.
1) Peganglah
kedua ujung pipa itu!
2) Panasi
bagian tengah pipa dengan nyala api seperti di atas dengan jalan memutar-mutar
pipa dan sedikit menggerakkannya ke depan dan ke belakang.
3) Begitu
bagian pipa yang dipanasi itu menjadi lunak, jauhkan dari nyala api dan
bengkokkan (lihat Gambar)!
d.
Memasukkan pipa kaca ke dalam lubang sumbat
Memasukkan
pipa kaca ke dalam lubang sumbat perlu dilakukan dengan cara berikut.
1) Kedua
ujung pipa kaca hendaknya sudah dihaluskan!
2) Berilah
pelumas vaselin atau gliserin, baik pada ujung pipa yang hendak dimasukkan
maupun pada lubang sumbat (tentu saja harus dipilih lubang sumbat yang bergaris
tengah sama dengan pipa).
3) Peganglah
pipa erat-erat dekat di ujungnya, kemu-dian masukkan. ke dalam lubang dengan
gerak memu-tar! Termometer dapat dima-sukkan ke dalam lubang sumbat dengan cara
yang sama. Lihat Gambar!
H. Alat
Pemanas
Pembakar
spiritus banyak dipakai untuk praktikum. Jaga jangan sampai.terjadi kebocoran.
Untuk memadam-kannya dengan cara meletakkan kembali tutupnya. Jangan ditiup.
Untuk
melelehkan atau melunakkan kaca (misalnya, membengkok-an pipa kaca) diperlukan
panas yang tinggi. Ini dapat diperoleh dengan menggunakan pembakar bunsen atau
pembakar spiritus. Kompor gas dengan tabung-tabung gas bertekanan dapat dibeli
di toko. Dapat juga dipakai blowtorch, yaitu semacam kompor Yang, nyala apinya
dapat menyembur, atau kompor pompa.
Gambar lampu
spiritus, mantel pemanas dan kompor listrik
I. Alat
Seksi
Skalpel
terutama digunakan untuk mengiris. Pinset dipakai untuk menjepit. Spatula untuk
mengangkat sesuatu yang mungkin rusak bila digunakan skalpel atau pinset.
Untuk
melakukan pembedahan hewan ujung gunting yang tumpul yang boleh masuk ke dalam.
Cara ini untuk menjaga jangan sampai ada kerusakan yang tidak dikehendaki.
Alat-alat
seksi dapat dibeli dalam kotak yang berisi bermacam-macam alat, biasanya
dilengkapi juga dengan kaca pembesar.
Gambar
alat-alat seksi (pimgset, jarum, gunting, skalpel, spatula).
Cara Membaca
Skala pada Alat Pengukur volum
• Arah
penglihatan. harus tegak lurus terhadap bidang yang memuat pembagian skala itu
(lihat Gambar). Arah penglihatan yang miring akan menghasilkan pembacaan yang
tidak tepat (lihat Gambar). Cara membaca skala itu berlaku untuk semua alat
pengukur; misaInya, tabung pengukur, pipet, buret, termometer, barometer,
neraca, dan stopwatch.
• Meniskus
yang cekung hendaknya dibaca pada bagian yang terendah (lihat Gambar). Meniskus
yang cembung (misainya air raksa dalam tabung kaca) harus dibaca. pada bagian
yang tertinggi
J. Mikroskop
Pada
laboratorium kimia, mikroskop sering digunakan untuk melihat kristal dari suatu
senyawa. Misalnya kristal NaCl, kristal CuSO4.5H2O, kristal asam sitrat dan
sebagainya.
Pembesaran
bayangan benda yang dilihat dengan mikroskop tergantung dari daya membesarkan
okuler dan objektif. Jika okuler mempunyai daya membesarkan 5 x dan objektif 10
x, maka benda yang dilihat akan diperbesar menjadi 5 x 10 = 50 garis tengah;
artinya ialah bahwa jika benda itu panjang sesungguhnya 1 mm, akan tampak
menjadi 50 mm.
Semua bagian
lain dari mikroskop merupakan pembantu terhadap pembesaran oleh lensa-lensa
tersebut di atas.
Cara
menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut.
• Letakkan
mikroskop di atas meja dengan lengan tepat di hadapan kita. Meja objek dalam
keadaan datar.
• Dengan
memutar revolver aturlah objektif dengan perbesaran lemah tepat di tengah meja
objek (membuat garis lurus dengan okuler dan cermin), sampai terdengar bunyi
“klik”.
selengkapnya dapat Anda baca di buku Petunjuk Laboratorium IPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar